HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DAN JENIS KELAMIN DENGAN KUALITAS TIDUR PENDERITA STRAIN LUMBOSAKRAL

HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DAN JENIS KELAMIN DENGAN KUALITAS TIDUR PENDERITA STRAIN LUMBOSAKRAL

ABSTRAK

 

Peter Michel Souisa. S501202042, 2016. HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DAN JENIS KELAMIN DENGAN KUALITAS TIDUR PENDERITA STRAIN LUMBOSAKRAL. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Suroto, dr. Sp.S(K), FAAN., Pembimbing II: Indriany, dr. Sp.S. Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Ilmu Biomedik Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

 

Gangguan tidur sering dikeluhkan pada penderita nyeri punggung bawah (NPB). Salah satu penyebab paling sering NPB adalah strain lumbosakral, yang dapat disebabkan oleht trauma, posisi yang saflh berkepanjangan, gerakan memutar yang mendadak, dan menyebabkan cidera regang pada otot. Laki-laki dan perempuan raemiliki sensitivitas terhadap nyeri dan risiko gangguan tidur yang berbeda. Petielitian ini bertujuan: 1) Membuktikan bahwa semakin tinggi intensitas nyeri makan akan semakin buruk kualitas tidur penderita strain lumbosakral kronis, 2) Membuktikan bahwa laki-laki memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibanding perempuan pada penderita strain himbosakral kronis, sehingga dengan demikian dapat memberikan petunjuk untuk pengembangan terapi yang leb% efektif.

Jenis pefljelitian ini observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan bulanfSeptember-November 2015. Teknik sampling dengan purposive sampling, pasienkfrain lumbosakral kronis usia lebih dari 18 tahun, dengan durasi penyakit lebih dan 3 bulan. Pengukuran intensitas nyeri dengan skor visual analogue scale (VAS) dan kualitas tidur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Hasil Penelitian terdiri dari 51 subjek dengan perempuan lebih banyak , yaitu 35 orang (68,4%), rata-rata body mass index (BMI) 24,81±2,06, durasi penyakit 16±10,03 bulan, dan VAS adalah 45,88±9,04. Terdapat hubungan yang signifikan antara VAS dan PSQI, baik pada kelompok perempuan dan laki-laki (P<0,05), dengan kekuatan hubungan yang lebih tinggi pada kelompok perempuan (0,870 vs 0,641). Analisis bivariat menunjukkan BMI, durasi penyakit, dan usia tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur, sebaliknya skor VAS dan jenis kelamin menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,001 dan p=0,017), dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi linier, dan didapatkan hasil signifikan pada skor VAS (p<0,001 ; r=0,796). Simpulan: Dari penelitian ini disimpulkan bahwa: 1) terdapat hubungan negatif antara intensitas nyeri dengan kualitas tidur dan, 2) jenis kelamin perempuan berhubungan dengan kualitas tidur yang lebih buruk pada penderita strain lumbosakral kronis.

 

Kata kunci :strain lumbosakral kronis, nyeri punggung bawah, gangguan tidur, nyeri, visual analogue scale, Pittsburgh Sleep Quality Index