
SUNSHINE (Solo Update on Neurology) 2025: Wujud Upaya Pendidikan Berkelanjutan Neurologi
Surakarta, 13-16 Februari 2025 - Ditengah dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia medis senantiasa mengalami perkembangan signifikan. Terlebih lagi, para tenaga medis, khususnya dokter, dituntut untuk senantiasa memperbaharui pengetahuan dan keterampilan guna mengikuti perkembangan tersebut. Tak hanya sebagai bentuk profesionalisme, pembaruan ilmu ini juga menjadi kunci dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang komprehensif,berbasis bukti dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Melalui pembelajaran yang berkesinambungan, diharapkan setiap praktisi medis dapat meningkatkan ketepatan diagnosis, pnatalaksanaan, dan penanganan kasus secara efektif disetiap lini pelayanan kesehatan.
Menyadari pentingnya pembaruan ilmu dan keterampilan bagi para praktisi medis, PERDOSNI cabang Solo menyelenggarakan sebuah kegiatan pekan ilmiah bertajuk SUNSHINE (Solo Update on Neurology) 2025. Acara ini dirancang sebagai wadah bagi para mahasiswa kedokteran, dokter umum dan juga dokter spesialis untuk memperdalam pemahaman serta mengasah keterampilan klinis, khususnya di bidang neurologi. Dengan menghadirkan pakar-pakar di bidangnya, SUNSHINE 2025 menjadi kesempatan berharga bagi para peserta untuk memperoleh wawasan terbaru yang dapat diterapkan langsung dalam praktik klinis sehari - hari. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan informasi terkini, tetapi juga mempererat relasi antar profesional medis di tengah kompleksnya masalah kesehatan, dan juga sebagai ajang silaturahmi antar alumni dan juga para dokter spesialis neurologi di Indonesia.
Tema SUNSHINE 2025
SUNSHINE 2025 mengusung tema yang sangat relevan dengan tantangan di dunia medis saat ini yaitu “Bridging Fundamental Neurology Knowledge in Clinical Practice, The Current and Future Issues of Neurological Diseases Management”, yang diselenggarakan pada tanggal 13 hingga 16 Februari 2025. Acara ini bertempat di Grand Mercure, Surakarta, Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret, serta Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi. Tema ini diangkat untuk menjembatani antara pengetahuan neurologi dengan penerapannya dalam praktik klinis, serta mengupas masalah-masalah terkini dan tantangan masa depan yang dihadapi dalam penatalaksanaan penyakit-penyakit neurologis. Pengusulan tema tersebut mencerminkan kesadaran mendalam akan pentingnya integrasi antara ilmu dasar dengan aplikasi klinis. Dengan mengedepankan kerangka “bridging”, para peserta diharapkan dapat memahami betul bagaimana landasan teori neurologi dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah praktis yang mampu mengoptimalkan perawatan pasien. Selain itu, tema ini juga memberikan ruang bagi diskusi mengenai berbagai inovasi terbaru yang tengah dikembangkan di bidang neurologi, sehingga menciptakan sinergi antara riset ilmiah dan praktik klinis.
Dengan menghadirkan berbagai sesi ilmiah, mulai dari workshop, simposium, hingga presentasi e-poster, acara ini diharapkan mampu menjadi magnet bagi partisipasi para dokter spesialis, dokter umum, residen, hingga mahasiswa kedokteran. Pembahasan seputar stroke, epilepsi, neuro infeksi, serta teknik intervensi neurologi menjadi sorotan utama dalam sesi ilmiah yang berlangsung selama dua hari. Selain itu, interaksi aktif antara peserta dan pemateri akan turut memperkaya diskusi, menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan aplikatif. Materi akan diberikan oleh pemateri yang merupakan seorang ahli dan berpengalaman dibidangnya, baik dari dalam dan juga dari luar negeri.
Rangkaian Kegiatan SUNSHINE 2025
SUNSHINE 2025 dirancang dengan rangkaian kegiatan yang komprehensif dan interaktif, sehingga setiap peserta dapat mengambil manfaat maksimal dari setiap sesi yang disajikan. Kegiatan ini terdiri atas workshop, simposium, hingga presentasi e-poster, yang masing-masing menyasar aspek pembelajaran yang berbeda, namun saling melengkapi.
Workshop SUNSHINE 2025
Workshop SUNSHINE 2025 dilaksanakan selama dua hari, yaitu hari Kamis dan Jumat, tanggal 13-14 Februari 2025. Adapun tema utama Virtual Workshop Sunshine tahun ini adalah, “The Current and Future Issues of Neurological Disease Management”. Tahun ini, beberapa topik baru diperkenalkan, berbeda dari tahun sebelumnya, yang memberikan pengalaman belajar mendalam kepada pada peserta. Misalnya dalam workshop neuro intervensi, yang dapat diikuti oleh Spesialis Neurologi dan Residen Neurologi dimana peserta diajak memahami teknik intervensi minimal invasif yang semakin populer dalam penatalaksanaan kasus stroke, aneurisma, dan berbagai kondisi neurologis lainnya. Para ahli tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga melakukan demonstrasi langsung, sehingga peserta dapat melihat secara langsung bagaimana prosesur dilakukan dengan aman dan efektif.
Selain itu, terdapat sesi Mastering Lumbar Drain yang mengupas secara mendalam teknik pemasangan drain lumbal yang merupakan salah satu keterampilan dalam menangani peningkatan tekanan intrakranial. Dalam sesi ini, tidak hanya dijelaskan langkah-langkah teknis pemasangan drain, tetapi juga dibahas secara rinci mengenai indikasi, kontraindikasi, serta penanganan komplikasi yang mungkin akan terjadi.
Topik berikutnya adalah blind injection yang memperkenalkan teknik injeksi tanpa panduan visual untuk penanganan nyeri yang diperlukan dalam kondisi darurat atau pada fasilitas kesehatan dengan fasilitas penunjang yang kurang memadai. Peserta diberikan pelatihan yang lengkap dengan simulasi dan panduan praktis. Serta meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan manajemen nyeri intervensional melalui teknik injeksi blind, dengan tujuan meningkatkan ketepatan pada hasil pasien, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan efisiensi prosedur sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk kesehatan pasien. Pada workshop ini peserta dapat meningkatkan pemahaman mengenai anatomi dan fisiologi terkait dengan titik yang digunakan dalam manajemen nyeri intervensional, dapat mengembangkan keterampilan peserta dalam melakukan injeksi blind dengan teknik yang tepat, termasuk identifikasi titik yang benar dan penggunaan alat yang sesuai. Kebutuhan untuk mengasah kemampuan dan skill peserta untuk meningkatkan akurasi dalam menempatkan lokasi injeksi pada target yang tepat tanpa bantuan pencitraan, untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi yang mungkin belum tersedia pada beberapa tempat pelayanan medis. Ilmu terbaru serta pengetahuan mengenai keterampilan untuk menghindari dan menangani komplikasi yang dapat terjadi selama atau setelah prosedur blind injeksi. Kegiatan workshop ini diharapkan peserta dapat melakukan intervensional nyeri standar prosedur, pengaplikasikan pengetahuan terbaru dari penelitian dan panduan klinis terbaru serta pendekatan berbasis bukti yang dapat diterapkan di fasilitas kesehatannya kembali. Antusias peserta dalam terasa sangat menarik pada diskusi mengenai kasus penanganan nyeri intervensi dengan blind injeksi dalam kegiatan ini.
Sesi neurosonologi juga menjadi sorotan dan tidak kalah menarik dengan tema workshop lainnya, yang berfokus pada penggunaan ultrasonografi dalam diagnosis neurologi. Dengan kemajuan teknologi ultrasonografi yang semakin canggih, peserta diajarkan untuk melakukan, membaca dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan. Pada Workshop Neurosonologi kali ini membahas tentang topik mengenai penggunaan neurosonologi dalam kehidupan praktik neurologi, serta pembelajaran mengenai neurosonologi skill berupa pemeriksaaan ultrasonografi pada pembuluh darah karotis dan intrakranial, serta membahas tentang bagaimana peran dari ultasonografi dalam penyakit migrain penilaian, monitoring dan pemilihan terapi. Pada monitoring pada pasien kritis dengan ultasonografi berupa melihat diameter lembaran saraf optik dan trombosis bena dalam, selain itu juga membahas mengenai penilaian neuropati dan neuromuskular disorder dengan menggunakan ultasonografi. Topik-topik baru ini tentunya sangat menarik dan akan sangat disayangkan untuk dilewatkan.
Para pembicara ahli dalam bidang neurosonologi memberikan ilmu yang sangat berharga mengenai ultrasonografi dan anatomi serebrovaskular, sebelum menggunakan studi kasus untuk mengeksplorasi penggunaan ultrasonografi ekstrakranial, Doppler transkranial, pencitraan transkranial dalam praktik klinis. Serta dilakukan Hands On sesi yang menarik untuk meningkatkan keterampilan dan skill dalam neurosonologi. Antusias sangat dirasakan pada kegiatan Workshop Neurosonologi yang dalam prakteknya dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasound untuk menginsonasi sistem serebrovaskular. Pemeriksaan ini memberikan informasi waktu nyata mengenai aliran darah di arteri serebral ekstrakranial dan intrakranial utama dengan cara yang aman, non-invasif dan tidak mahal, dan dapat dilakukan di samping tempat tidur. Kegiatan diskusi yang menarik pun dilakukan untuk membahas kasus kasus yang ditemukan dan mengenai bagaimana aplikasi ultrasonografi pada praktik sehari-hari.
Pada sesi EEG diikuti oleh para sejawat neurologi antusias untuk mempelajari lebih dalam mengenai EEG. sesi EEG ini memikili beberapa tujuan yang pertama memahami gambaran dasar EEG normal pada neuropediatri termasuk gambaran EEG normal pada saat kondisi sadar maupun tidur pada bayi maupun anak-anak. Kedua, Memahami hal hal yang penting dan perlu pengamatan lebih jeli dalam perekaman dan interpretasi gambaran EEG pada pasien neuropediatri maupun neurointensif.
Ketiga, untuk dapat mampuni dan memahami dalam identifikasi serta menginterpretasikan gambaran EEG epileptic maupun non-epileptiform yang abnormal pada pasien neuropediatri baik pada pasien bayi maupun anak-anakYang terakhir dapat memahami dan mampu mengidentifikasi serta menginterpretasikan gambaran EEG berdasarkan pendekatan sindroma epilepsi dan penyebab lain pada pasien neuropediatri baik pada pasien bayi. Selain itu membahas lebih detil tentang meningkatkan pengetahuan dan skill keterampilan penginterpretasikan EEG. Workshop ini juga dilengkapi dengan sesi Hands On untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran yang lebih dalam dari pengetahuan dan skill yang didapat selama kegiatan Workshop EEG ini. Antusias peserta untuk mendalami EEG ditunjukkan dengan banyaknya diskusi yang menarik selama pelaksanaan kegiatan.
Selain itu, beberapa topik yang telah dihadirkan tahun lalu tetap menjadi bagian dari program tahun ini, termasuk Advanced Neurology Life Support, Electroencephalography, serta Basic Neuroscience and Clinical Practice Neurology in Pain, Headache and Infection. Dengan berbagai sesi yang komprehensif dan interaktif, acara ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi para tenaga medis untuk terus meningkatkan kompetensi dalam menghadapi tantangan klinis di bidang neurologi.
Antusiasme terlihat dari peserta workshop yang mengikuti kegiatan di hari pertama dan kedua SUNSHINE 2025, di mana peserta tampak menyimak dengan seksama, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan juga mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh para pemateri yang tentunya ahli di bidangnya. Diskusi yang interaktif serta pemaparan materi yang komprehensif semakin menambah semangat peserta dalam menyerap ilmu yang diberikan.
Antusiasme yang tinggi juga terlihat pada topik Advance Neurology Life Support (ANLS), terutama dari peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa kedokteran, dokter umum, dan residen neurologi. Minat yang begitu besar terhadap topik ini menyebabkan tiket langsung habis terjual, bahkan sebelum acara dimulai, meskipun saat itu masih tersisa waktu satu bulan sebelum pelaksanaan. Hal ini menunjukkan betapa penting nya materi yang dibahas dalam workshop ini bagi para tenaga medis yang ingin memperdalam pemahaman serta keterampilan mereka di bidang kegawatdaruratan neurologi karena diperlukan diagnosis dan penatalaksanaan dalam waktu yang singkat.
Hari pertama workshop Advanced Neurological Life Support (ANLS) dimulai dengan pretest yang diberikan oleh panitia. Pretest ini memiliki tujuan untuk mengukur kemampuan para peserta terkait dengan penanganan kegawatdaruratan Neurologi sebelum materi inti diberikan. Pada hari pertama ini, penyampaian materi dibagi menjadi tiga sesi, dimana setiap akhir sesi akan diadakan sesi tanya jawab antara peserta dan pemateri untuk memastikan pemahaman peserta. Sesi pertama dimulai dengan pemaparan mengenai overview Advanced Neurological Life Support (ANLS) yang menjelaskan secara umum, tentang konsep dasar dan pentingnya penanganan kegawatdaruratan neurologi. Selanjutnya, sesi ini dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Anatomi dan Fisiologi sistem saraf pusat secara umum. Pemateri juga memberikan overview mengenai pemeriksaan fisik serta berbagai pilihan pemeriksaan penunjang yang dapat berguna pada kasus kegawatan bidang neurologis yang dibahas secara komprehensif dan terarah sehingga peserta dapat memahami dengan baik.
Secara umum diketahui bahwa ciri utama terjadinya peningkatan tekanan intrakranial adalah bradikardi, perubahan pola napas dan peningkatan tekanan darah sistolik yang juga dikenal sebagai Trias Cushing. Namun pada materi ini narasumber menjelaskan bahwa jangan hanya berpatokan pada Trias Cushing saja, akan tetapi tetap memperhatikan gejala yang lainnya seperti nyeri kepala, penurunan kesadaran, mual, muntah, gangguan penglihatan serta berbagai tanda gejala lainnya. Hal ini perlu diketahui agar dalam mendiagnosis pasien tidak ada terjadi kesalahan dan dapat menentukan diagnosis yang tepat serta penatalaksanaan yang tepat pula. Penanganan peningkatan tekanan intrakranial harus didasari dengan analisa klinis yang matang, dan disesuaikan dengan etiologinya, agar terapi yang diberikan dapat memberikan manfaat bagi pasien. Pembahasan selanjutnya adalah materi tentang penurunan kesadaran. Pasien dengan penurunan kesadaran merupakan kasus yang sangat menantang dan membutuhkan analisa serta kemampuan pemeriksaan fisik yang baik dari dokter. Pada sesi ini dijelaskan bahwa penurunan kesadaran dapat bersifat akut, maupun kronis, dan tentu disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Dibutuhkan ketajaman serta ketelitian dalam melakukan pemeriksaan pada pasien penurunan kesadaran. Pada materi penurunan kesadaran dijelaskan mengenai sistem anatomi dan fisiologi kesadaran manusia dilanjutkan penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Narasumber menekankan bahwa peserta harus dapat mengetahui dan menentukan dengan cepat dan tepat mengenai Glasgow Coma Scale (GCS) yang merupakan pemeriksaan awal dari pemeriksaan neurologis. Walaupun pemeriksaan ini sederhana namun pada kenyataannya tidak semua dokter dapat melakukan penilaian yang sesuai dan tepat, sehingga narasumber memberikan penjelasan secara rinci dan juga diberikan tips agar peserta dapat dengan cepat dan tepat dalam menentukan Glasgow Coma Scale (GCS). Hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah mengenai tingkat kesadaran yang tidak semua dokter umum mengerti yaitu seperti coma, vegetative state yang biasa disebabkan oleh stroke berulang, minimaly concius state, locked in syndrome dan mati batang otak. Pada materi ini juga dijelaskan bagaimaa cara melakukan pemeriksaan fisik untuk dapat mengetahui jenis penurunan kesadaran yang terjadi dan hal dasar yang menyebabkan penurunan kesadaran.
Di sesi akhir hari pertama, dilakukan skill station berupa hands on, dimana peserta akan dibagi menjadi 3 kelompok dan diberikan kesempatan untuk mencoba langsung dan bersimulasi serta melakukan tanya jawab interaktif bersama pemateri. Terdapat 3 station, station pertama adalah Basic Life Support (BLS), station kedua adalah airway and breathing management, dan station ketiga adalah neuroemergency examination. Pada setiap station, peserta akan diberikan waktu kurang lebih 30 menit untuk dapat belajar langsung dengan ahlinya. Peserta diberikan kesempatan untuk merefresh ilmunya terkait basic life support yang tentunya harus dikuasai bahkan oleh orang awam, lalu bagaimana manajemen tatalaksana airway dan breathing, baik pada pasien sadar maupun tidak sadar, dan juga pemeriksaan pemeriksaan penting yang harus dilakukan pada kasus kegawatdaruratan neurologi. Hari pertama workshop Advanced Neurological Life Support (ANLS) ditutup dengan diskusi dan juga kesimpulan dari para pemateri.
Hari kedua workshop Advanced Neurological Life Support (ANLS) dimulai dengan sesi pertama yang berisi topik tentang manajemen kegawatdaruratan infeksi sistem saraf pusat, manajemen nyeri akut, dan manajemen trauma kepala dan spinal. Pada meteri kegawatdaruratan infeksi sistem saraf pusat hal yang ditekankan oleh narasumber adalah bagaimana cara mengenali gejala awal infeksis sistem saraf pusat dan cara membedakan infeksi yang terjadi melalui hasi pemeriksaan lumbal pungsi. Pada materi manajemen nyeri akut hal yang penting yang disampaikan oleh narasumber adalah tanda-tanda Red Flag yang harus dipahami oleh peserta. Pada materi trauma kepala dan spinal hal penting yang harus diketahui adalah bagaimana cara membedakan jenis trauma kepala yang terjadi seperti EDH, SDH, ICH, fraktur basis kranii dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang dan tatalaksana yang diberikan. Hal yang ditekankan dalam manajemen cidera spinal adalah bagaimana cara diagnosis yang tepat dan tata cara pemberiaan steroid pada penatalaksanaan. Pada sesi kedua materi yang diberikan adalah kegawatdaruratan nyeri kepala dan vertigo, kegawatdaruratan dan manajemen stroke, kegawatdaruratan dan manajemen neuromuscular. Pada materi ini disajikan secara komprehensif agar peserta dapat memahami dengan baik dan memberikan tatalaksana dengan baik dengan mengingat prinsip “Time is Brain”.
Pada tema workshop, permintaan terhadap topik Neurointervention dan Blind Injection juga sangat tinggi, dengan banyaknya peserta yang terdiri dari para dokter spesialis neurologi dan residen neurologi. Antusiasme peserta juga terlihat jelas dalam berbagai workshop yang diselenggarakan, termasuk pelatihan EEG, neurosonology, serta teknik injeksi untuk penanganan nyeri. Kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para ahli di bidang neurologi menambah nilai lebih pada acara ini, menjadikan semakin bermanfaat bagi peserta.
Simposium SUNSHINE 2025
Simposium merupakan salah satu rangkaian kegiatan inti dalam SUNSHINE 2025 yang menampilkan diskusi mendalam mengenai topik-topik terkini dalam bidang neurologi. Simposium dibagi dalam dua hari dengan materi yang disusun secara sistematis dan interaktif. Pada simposium sesi pertama membahas tentang penatalaksanaan nyeri punggung bawah pada pelayanan kesehatan primer, serta pentingnya mengidentifikasi kapan harus merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut. Pasien dengan nyeri punggung bawah sangat sering ditemukan pada praktik klinis sehari-hari, dan merupakan penyebab umum terjadinya disabilitas atau defisit neurologis. Peserta dicerahkan bahwa sebenarnya tidak perlu khawatir dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pasien, namun harus diingat terdapat adanya Red Flag dan Yellow Flag low back pain, yang dapat menjadi pertimbangan kapan pasien harus dirujuk ke dokter spesialis neurologis untuk dilakukan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut. Pembahasan juga mencangkup penggunaan terapi farmakologi, khususnya COX-2 inhibitor, dalam manajemen low back pain. Materi ini juga mengulas tatalaksana awal yang dapat diberikan serta pendekatan jangka panjang untuk terapi nyeri punggung yang berkelanjutan.
Sesi kedua membahas tentang stroke dan neurovaskular. Stroke merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang tinggi di dunia, oleh karena itu dibutuhkan suatu agen neuroprotektif untuk membantu melindungi saraf dan mencegah kerusakan sel saraf yang lebih lanjut. Hal baru yang membuka sudut pandang baru dan menarik ialah penggunaan Febuxostat untuk terapi gout, ternyata juga memiliki efek antiinflamasi, hal ini mengisyaratkan bahwa Febuxostat merupakan obat yang versatile, dengan efek neuroprotektif dan efek antiinflamasi pada kasus kasus cerebrovascular, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Penggunaan ekstrak lumbrokinase juga dibahas pada sesi ini, dan berdasarkan penelitian, ekstrak lumbrokinase memiliki efek trombolitik dan antitrombotik, yang dapat memberikan luaran yang baik secara signifikan. Sesi selanjutnya membahas tentang topik neurorestorasi. Neurorestorasi merupakan suatu proses untuk me-restore serta mempertahankan intergritas fungsi neurologis. Disesi ini juga dijabarkan seiring dengan perkembangan zaman, Virtual Reality mulai digunakan untuk terapi rehabilitasi lewat task oriented training. Dilanjutkan sesi selanjutnya dengan pembahasan mengenai pemahaman migraine, dijelaskan bahwa terdapat kaitan antara Calcitonin Gene – Related Peptide dengan kejadian migraine, serta tatalaksana akut dan preventif terbaru pada kasus migraine.
Pembahasan mengenai perbedaan dizziness dan vertigo pada setting layanan primer merupakan topik penting untuk kalangan dokter umum dan juga neurologist, karena sering terjadi misdiagnosis pasien akibat persepsi pasien yang berbeda dan juga hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan.
Sesi berikutnya mengenai kejang dan epilepsi, bagaimana manajemen emergensi pada kejang pertama dan yang penting juga membedakan kejang epileptik dengan non epileptik.
Sesi terakhir simposium ini tidak kalah menarik, dengan pemaparan mengenai neuroimunologi yang berkaitan dengan Multipel Sklerosis. Diskusi ini menyoroti perkembangan terbaru dalam pemahaman tentang penyakit ini serta inovasi-inovasi terbaru dalam tatalaksana Multiple Sclerosis.
Simposium hari kedua dimulai dengan membahas topik stroke, yang merupakan salah satu kasus yang sering ditemui di masyarakat. Para peserta diberikan pemahaman yang mendalam mengenai penatalaksanaan stroke, serta cara-cara mengidentifikasi tanda-tanda awal dan penanganannya yang tepat. Sesi berikutnya membahas tentang movement disorder, memberikan wawasan tentang berbagai gangguan gerak serta pendekatan yang diambil dalam diagnosis dan terapi.
Materi mengenai Pain hari kedua juga memaparkan efikasi dan keamanan penggunaan injeksi COX-2 inhibitor dalam manajemen nyeri akut. Sesi keempat pada hari kedua berfokus pada tantangan yang dihadapi dalam menangani perilaku dan gejala psikologis pada pasien demensia. Para pembicara membahas berbagai pendekatan untuk mengelola gejala psikologis, juga dalam menghadapi perubahan perilaku yang sering terjadi.
Selanjutnya, sesi mengenai Neuro Onkologi fokus membahas tentang vestibular schwannoma, dimulai dari patofisiologi penyakit ini, strategi diagnostik yang tepat, serta manajemen pasien, termasuk teknik inovatif yang digunakan dalam pengangkatan vestibular schwannoma. Pendekatan-pendekatan terbaru ini sangat penting dalam meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup pasien yang terdiagnosis.
Pada sesi penutup, disajikan pemaparan tentang prevalensi dan beban global gangguan neurokognitif terkait HIV atau global estimates of HIV-associated neurocognitive disorder (HAND). Data menunjukkan bahwa masalah ini signifikan dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. HAND adalah masalah kompleks dengan banyak faktor yang berkontribusi. Faktor-faktor yang berkontribusi pada dalam gangguan neurokognitif terkait HIV diantaranya: faktor terkait HIV (seperti stadium HIV, viral load), faktor terkait usia, komorbiditas (seperti, penyakit kardiovaskular, diabetes), determinan sosial kesehatan (seperti kemiskinan, kurangnya akses ke perawatan kesehatan), serta gangguan kesehatan mental (seperti depresi, kecemasan). Pentingnya melakukan diagnosis dini dan penangan yang tepat untuk mencegah atau memperlambat perkembangan gangguan neurokognitif pada orang dengan HIV.
Penting untuk dicatat bahwa SUNSHINE 2025 juga mengintegrasikan berbagai teknologi terkini dalam proses pembelajaran. Format hybrid yang menggabungkan sesi luring dan daring memungkinkan partisipasi peserta dari berbagai daerah. Hal ini mencerminkan komitmen penyelenggara dalam mendukung pendidikan berkelanjutan melalui pemanfaatan inovasi digital yang semakin relevan di era saat ini. Sebagai puncak rangkaian acara, simposium SUNSHINE 2025 resmi ditutup dengan prosesi simbolis penyerahan kepemimpinan dari ketua simposium SUNSHINE 2025 kepada ketua simposium SUNSHINE 2026. Serah terima ini menjadi awal perjalanan untuk penyelenggaraan SUNSHINE 2026, yang diharapkan akan semakin memberikan manfaat bagi dunia medis, khususnya di bidang neurologi.
Dengan adanya berbagai sesi ilmiah yang komprehensif dan workshop serta simposium yang interaktif, SUNSHINE 2025 diharapkan dapat menjadi sarana berharga bagi para tenaga medis untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam menghadapi tantangan dunia kesehatan yang terus berkembang. Melalui acara ini, para peserta diharapkan dapat membawa pulang wawasan baru yang dapat diterapkan dalam praktik klinis, demi memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi ke depannya. Apresiasi tinggi kami berikan kepada PERDOSNI cabang Solo serta seluruh panitia SUNSHINE 2025 karena atas kerja kerasnya, acara ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar, semoga ilmu yang disampaikan dapat menjadi bekal untuk meningkatkan pelayanan medis demi tercapainya kepuasan pasien.
Akhir kata, mari kita berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan, karena setiap pembaruan ilmu adalah langkah menuju peningkatan kualitas hidup pasien dan kemajuan dunia kesehatan secara keseluruhan. Sampai bertemu di acara SUNSHINE 2026 yang tentunya akan hadir dengan topik - topik yang tidak akan kalah menarik dengan tahun ini. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.